Rabu, 13 Juni 2012

BERTANI BUAH NAGA


·  BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA BUAH NAGA DAN PROSPEK BUAH NAGA

BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA BUAH NAGA

Buah Naga atau dragon fruit atau tangloy diklasifikasikan sebagai buah eksotik di Indonesia karena harganya cukup mahal, sekitar Rp. 20.000,-per kilogram dan ketersediaannya masih langka. Buah ini juga dipromosikan sebagai buah yang dapat menurunkan kolesterol, gula darah, mencegah kanker usus dan sebagai bahan kosmetik.

Asalkan daerah pengembangan itu memenuhi persyaratan tumbuh yang dikehendaki buah tersebut.
Budidaya tanaman buah naga ini merupakan hasil observasi yang dilakukan di kebun yang dikelola Mr. Takao Itoga dari Jepang, sebagai pemilik lahan dan budidaya buah naga ini ialah Hj. Umi Kulsum , kemudian pengelolaan dilanjutkan oleh Mr. Tatang Suhanda (Acuy) lulusan Fakultas Kehutanan Unwim Jawa Barat Komponen teknologi yang diterapkan di kebun tersebut hampir semua input menggunakan bahan organik.

LETAK GEOGRAFIS Kabupaten GARUT
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur
Kabupaten Tasikmalaya
Selatan
Samudera Indonesia
Barat
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan lingkungan.

Dengan Luas +/- 7 ha Lokasi Kebun Buah Naga  terletak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut jawa Barat pada Koordinat S 07 13.268' - E 107 51.513' pada ketinggian 800 dpl



KOMPONEN TEKNOLOGI
1. Persyaratan Tumbuh Tanaman
  • Ditanam di dataran rendah pada ketinggian 20 – 100 m di atas  laut.
  • Kondisi tanah tidak mengandung liat tinggi sehingga drainage cukup baik (layaknya kondisi tanah yang dikehendaki tanaman kaktus) dengan PH tanah 5 – 7.
  • Air cukup tersedia karena tanaman ini peka terhadap kekeringan akan membusuk bila kelebihan air.
  • Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk mempercepat proses pembuangan.
2.   Persiapan Lahan
  • Persiapkan pohon hidup untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang yang kokoh.
  •  
Pada observasi di kebun tersebut digunakan pohon jaranan atau Kaliandra. Selain itu dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan u kuran 10 cm x 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter yang ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm.
  • Sebulan sebelum tanam, terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2.000 lubang tanam pohon jaranan.
  • Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang penyangga. Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 1 blek (5 – 10 kg ) dicampur dengan tanah.
3. Persiapan Bibit dan Penanaman

a. Cara generatif : menyemai biji buah naga.
Cara ini dianggap kurang efisien karena sampai menjadi bibit tanaman membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Dari bibit hingga berbuah membutuhkan waktu 4 – 5 tahun.
b. Cara vegetatif : melalui stek batang tanaman.
Pilih cabang tanaman yang sehat dan kokoh, kemudian dipotong sepanjang 25 – 30 cm, lalu langsung ditanam pada lubang yang sudah disiapkan. Untuk mempersiapkan pembibitan, tanam calon bibit ini di dalam polibag yang telah diisi dengan media tanam. Calon bibit ini letakkan di tempat teduh selama 1 minggu, untuk mengurangi stress akibat luka potongan.   Setelah itu calon bibit ini dipindahkan di tempat pembibitan yang telah disiapkan. Sekitar 3 bulan dan setelah muncul tunas, siap dipasarkan atau ditanam.

4.   Pemeliharaan
-  Pengairan
Pada tahap awal pertumbuhan, pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. Usahakan tanah selalu lembab, tetapi jangan sampai kelebihan air/menggenang karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan tanaman.
-  Pemupukan
Pemupukan tanaman diberikan pupuk kandang dengan interval pemberian 3 bulan sekali, dengan jumlah 1 blek (5 – 10 kg) untuk awal pertanaman dan meningkat hingga 2 blek yang disesuaikan dengan umur tanaman.
-  Pengendalian Organisme Pengganggu (OPT)
Sementara ini belum ditemukan adanya serangan hama dan penyakit yang potensial.
Pembersihan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Hindarkan menggunakan bahan kimia (herbisida) karena dikawatirkan  akan mengganggu perakaran tanaman.
-  Pemangkasan
Batang induk dibiarkan tumbuh. Setelah tinggi mencapai tiang penyangga (sekitar 2 meter) dipangkas. Demikian juga tunas samping yang di bawah  juga dipangkas. Hanya cabang baru yang di atas yang dipertahankan tumbuh memanjang dan melengkung ke bawah yang nantinya akan berbunga dan berbuah.

5.  Pemanenan
Setelah tanaman berumur antara 1,5 – 2 tahun akan mulai berbunga dan berbuah. Buah dapat dipanen saat mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar.
Dalam 2 tahun pertama, setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 – 10 buah naga dengan bobot berkisar antara 400 – 600 gram.
Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret.
Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun.

6.  Pemasaran
Untuk sementara hasil panen yang diperoleh masih untuk memenuhi permintaan pasar swalayan lokal. Sedangkan standar mutu yang ditetapkan untuk melayani pasar eksport adalah buah dengan bobot rata-rata 500 gram/buah, buah mulus dan tidak berbintik-bintik  serta jumbai/sisiknya masih segar.

 

PROSPEK BUAH NAGA

Sampai saat ini hampir semua buah naga yang beredar di pasaran Indonesia adalah buah impor dan tidak sampai 1 % produksi dalam negeri.
KEUNTUNGAN
Pada akhir tahun ke-4, biaya yang dikeluarkan adalah sekitar Rp. 248.000.000,-. Hasil yang diperoleh adalah Rp. 330.000.000,-. Jadi keuntungan yang diperoleh selama 4 tahun investasi adalah sebesar Rp. 82.000.000,- Pada tahun ke-5 dan seterusnya akan diperoleh hasil sekitar Rp. 150.000.000,- dengan biaya pemeliharaan sekitar Rp. 40.000.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar