· BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA BUAH NAGA DAN PROSPEK BUAH NAGA
BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA BUAH NAGA
Buah Naga atau dragon fruit
atau tangloy diklasifikasikan sebagai buah eksotik di Indonesia
karena harganya cukup mahal, sekitar Rp. 20.000,-per kilogram dan
ketersediaannya masih langka. Buah ini juga dipromosikan sebagai buah yang
dapat menurunkan kolesterol, gula darah, mencegah kanker usus dan sebagai bahan
kosmetik.
Asalkan daerah pengembangan itu memenuhi persyaratan tumbuh yang
dikehendaki buah tersebut.
Budidaya tanaman buah naga ini
merupakan hasil observasi yang dilakukan di kebun yang dikelola Mr. Takao Itoga dari Jepang, sebagai pemilik lahan dan budidaya buah naga ini ialah Hj. Umi Kulsum , kemudian pengelolaan dilanjutkan oleh Mr. Tatang Suhanda (Acuy) lulusan Fakultas Kehutanan Unwim Jawa Barat Komponen teknologi
yang diterapkan di kebun tersebut hampir semua input menggunakan bahan organik.
LETAK GEOGRAFIS Kabupaten GARUT
Kabupaten
Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan
pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' -
108º7'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah
administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan
batas-batas sebagai berikut :
|
||||||||
|
Kabupaten Garut yang secara geografis
berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa
Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland
bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena
itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis
dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten
Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan
keseimbangan lingkungan.
Dengan Luas +/- 7 ha Lokasi Kebun Buah Naga terletak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut jawa Barat pada Koordinat S 07 13.268' - E 107 51.513' pada ketinggian 800 dpl
KOMPONEN TEKNOLOGI
1. Persyaratan Tumbuh Tanaman
- Ditanam di dataran rendah pada ketinggian 20 – 100 m di atas laut.
- Kondisi tanah tidak mengandung liat tinggi sehingga drainage cukup baik (layaknya kondisi tanah yang dikehendaki tanaman kaktus) dengan PH tanah 5 – 7.
- Air cukup tersedia karena tanaman ini peka terhadap kekeringan akan membusuk bila kelebihan air.
- Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk mempercepat proses pembuangan.
- Persiapkan pohon hidup untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang yang kokoh.
Pada observasi di kebun tersebut
digunakan pohon jaranan atau Kaliandra. Selain itu dapat menggunakan tiang dari
kayu atau beton dengan u kuran 10 cm x 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter yang
ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm.
- Sebulan sebelum tanam, terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2.000 lubang tanam pohon jaranan.
- Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang penyangga. Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 1 blek (5 – 10 kg ) dicampur dengan tanah.
a. Cara generatif : menyemai biji buah naga.
Cara ini dianggap kurang efisien karena sampai menjadi bibit tanaman membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Dari bibit hingga berbuah membutuhkan waktu 4 – 5 tahun.
b. Cara vegetatif : melalui stek batang tanaman.
Pilih cabang tanaman yang sehat
dan kokoh, kemudian dipotong sepanjang 25 – 30 cm, lalu langsung ditanam pada
lubang yang sudah disiapkan. Untuk mempersiapkan pembibitan, tanam calon bibit
ini di dalam polibag yang telah diisi dengan media tanam. Calon bibit ini
letakkan di tempat teduh selama 1 minggu, untuk mengurangi stress akibat luka
potongan. Setelah itu calon bibit ini dipindahkan di tempat pembibitan
yang telah disiapkan. Sekitar 3 bulan dan setelah muncul tunas, siap dipasarkan
atau ditanam.
4. Pemeliharaan
- Pengairan
Pada tahap awal pertumbuhan,
pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. Usahakan tanah selalu lembab, tetapi
jangan sampai kelebihan air/menggenang karena akan menyebabkan terjadinya
pembusukan tanaman.
- Pemupukan
Pemupukan tanaman diberikan
pupuk kandang dengan interval pemberian 3 bulan sekali, dengan jumlah 1 blek (5
– 10 kg) untuk awal pertanaman dan meningkat hingga 2 blek yang disesuaikan
dengan umur tanaman.
- Pengendalian Organisme Pengganggu (OPT)
Sementara ini belum ditemukan
adanya serangan hama
dan penyakit yang potensial.
Pembersihan lahan atau
pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Hindarkan menggunakan bahan kimia (herbisida) karena dikawatirkan akan
mengganggu perakaran tanaman.
- Pemangkasan
Batang induk dibiarkan tumbuh.
Setelah tinggi mencapai tiang penyangga (sekitar 2 meter) dipangkas. Demikian
juga tunas samping yang di bawah juga dipangkas. Hanya cabang baru yang
di atas yang dipertahankan tumbuh memanjang dan melengkung ke bawah yang
nantinya akan berbunga dan berbuah.
5. Pemanenan
Setelah tanaman berumur antara
1,5 – 2 tahun akan mulai berbunga dan berbuah. Buah dapat dipanen saat mencapai
umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar.
Dalam 2 tahun pertama, setiap
tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 – 10 buah naga dengan bobot berkisar
antara 400 – 600 gram.
Musim panen terbesar buah naga
terjadi pada bulan September hingga Maret.
Umur produktif tanaman buah naga
ini berkisar antara 15 – 20 tahun.
6. Pemasaran
Untuk sementara hasil panen yang
diperoleh masih untuk memenuhi permintaan pasar swalayan lokal. Sedangkan standar
mutu yang ditetapkan untuk melayani pasar eksport adalah buah dengan bobot
rata-rata 500 gram/buah, buah mulus dan tidak berbintik-bintik serta
jumbai/sisiknya masih segar.
PROSPEK BUAH NAGA
Sampai saat ini
hampir semua buah naga yang beredar di pasaran Indonesia adalah buah impor dan
tidak sampai 1 % produksi dalam negeri.
KEUNTUNGAN
Pada akhir tahun ke-4, biaya
yang dikeluarkan adalah sekitar Rp. 248.000.000,-. Hasil yang diperoleh adalah
Rp. 330.000.000,-. Jadi keuntungan yang diperoleh selama 4 tahun investasi
adalah sebesar Rp. 82.000.000,- Pada tahun ke-5 dan seterusnya akan diperoleh
hasil sekitar Rp. 150.000.000,- dengan biaya pemeliharaan sekitar Rp.
40.000.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar